Pembelajaran Sejarah dalam Kurikulum Merdeka (HIMAS UM Metro)
Dalam sebuah acara OBRAS (Obrolan Seputar Sejarah) yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Sejarah (Himas) Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah Metro. Acara ini berjalan dengan lancar berkat dukungan dan kerjasama dari semua pihak, dengan arahan dari Bapak Dr. Johan Setiawan, M.Pd., Selaku dosen Prodi Pendidikan Sejarah UM Metro.
Dalam acara ini, pembelajaran sejarah kembali dikaji dari kaca mata kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka yang telah memberi ruang kepada guru (pendidik) untuk memilih perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik sejatinya bisa memberi jalan alernatif untuk mencapai tujuan dari pembelajaran sejarah.
Capaian pembelajaran sendiri adalah sebuah target kompetensi dari mata pelajaran yang harus dicapai oleh setiap peserta didik. "Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, sebagai kebijakan tentang target pembelajaran yang perlu dicapai setiap peserta didik, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. Oleh karena itu pengembang kurikulum operasional ataupun pendidik perlu menyusun dokumen yang lebih operasional yang dapat memandu proses pembelajaran intrakurikuler, yang dikenal dengan istilah alur tujuan pembelajaran. Pengembangan alur tujuan pembelajaran dijelaskan lebih terperinci dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen," ungkap Kuswono narasumber dalam acara OBRAS Himas UM Metro. Jum'at (10/3/2023), di Lab. Pendidikan Sejarah UM Metro.
Merancang pembelajaran dan asesmen mata pelajaran Sejarah, kata Kuswono harus diawali dengan memahami secara utuh CP mata pelajaran Sejarah seperti rasional mata pelajaran, tujuan, serta karakteristik dari mata pelajaran Sejarah itu sendiri. "Secara progresif pembelajaran sejarah harus mampu mengkontekstualisasikan berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu dengan berbagai peristiwa yang dialami sekarang, untuk kita dapat saling merenungi, mengevaluasi, membandingkan, atau mengambil keputusan, sekaligus sebagai orientasi untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. Muara dari pembelajaran sejarah yang berorientasi pada keterampilan berpikir secara alamiah akan mendorong pembentukan manusia merdeka yang memiliki kesadaran sejarah dan selaras dengan profil pelajar Pancasila," ucap Kuswono.
Dalam acara tersebut, Kuswono juga menyampaikan beberapa poin tujuan pembeajaran sejarah dan karakteristik mata pelajaran sejarah. "Ada beberapa poin dari tujuan pembelajan Sejarah seperti menumbuhkembangkan kesadaran sejarah, menumbuhkembangkan pemahaman tentang diri sendiri, pemahaman kolektif sebagai bangsa, menumbuhkembangkan rasa bangga atas kegemilangan masa lalu, menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan patriotisme, nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan lingkungan hidup, menumbuhkembangkan nilai-nilai kebhinekaan dan gotong royong, dan lain-lain," ujarnya.
Sementara karakteristik pembelajaran Sejarah, menurut Kuswono ialah mata pelajaran sejarah terikat oleh dimensi manusia, ruang, dan waktu. Dimensi manusia dilihat sebagai agen yang menciptakan sejarah, secara individu ataupun kolektif, dengan melihat dimensi pemikiran, mental kebatinan, rekam jejak atau karya yang menjadi latar belakang manusia tersebut. Lalu dimensi ruang dilihat dari tempat terjadinya sebuah peristiwa, dalam lingkup lokal, nasional, dan global, dengan menarik hubungan antara satu peristiwa di satu tempat, dengan peristiwa di tempat lainnya.
Kemudian dimensi waktu dilihat secara kontekstual melewati masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dengan memperhatikan pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, atau keberulangan dari sebuah peristiwa. Aditya Nurohman Ketua Himas UM Metro mengungkapkan pentingnya mengkaji pembelajaran Sejarah dalam kurikulum merdeka. "Kami mahasiswa di Pendidikan Sejarah UM Metro ini sebetulnya adalah calon-calon pendidik mata pelajaran Sejarah, sehingga setiap ada kebijakan kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah ya kita harus segera menelaah kurikulum tersebut dengan harapan kami bisa memiliki wawasan tentang kurikulum yang dikaji dan muaranya adalah mengaplikasikan kurikulum merdeka kedalam pembelajaran sejarah," ungkap Aditya.